Minggu, 27 Maret 2016

KERBAU LUGU DAN BUAYA YANG LICIK.

KERBAU LUGU & BUAYA YANG LICIK.



Pada suatu pagi yang cerah, sejuk dan hangat menyelimuti hutan di kaki bukit yang indah, di aliran sungai yang jernih terbiaskan oleh cahaya matahari.
Hasil gambar untuk gambar animasi buaya dan kerbau
“BRRRRRUUUUUUUKKKKK…!!!” Tiba-tiba terdengar suara keras dari pinggir sungai yang melintasi hutan.
“ADUUUUUUUUH….! TOLOOOOOOOONG ….!” Ternyata si Buaya yang sedang asik berjemur di pinggir sungai, tertimpah batang pohon yang begitu besar.

“HU..UUUU…HUUU..UUU TOLONG AKU” si Buaya merengek menahan sakit.


Sungai jernih sangat bermanfaat bagi seluruh kehidupan, banyak yang mengambil air sungai yang jernih itu untuk minum.

“AAAAAAAAH…. SEGAAAAAAAR” si Kerbau merasa dahaganya hilang setelah meminum air sungai itu.

“TOLOOOOONG…. TOLOOOOOONG AKU!” si Kerbau yang hendak pergi setelah minum air sungai itu tiba-tiba terkejut setelah mendengar terikan minta tolong.

Si Kerbau bergegas menyelusuri pinggir sungai dimana tempat suara itu berasal.

“KERRRBAAAU AKUUU DISINIII, TOLONG AKUUUUUUUU KERBAAAAUU!” si Buaya melihat Si kerbau, bergegas si Buaya meminta bantuan pada si Kerbau.

“Apa yang kau lakukan Buaya?” si Kerbau kebingungan setelah melihat si Buaya yang di punggungnya tertimpah batang kayu yang besar.

 “JANGAAAN KEBANYAKAAN NANYAA…! CEPAAAAAT KAU BANTU AKU….!” Si Buaya membentak si Kerbau.

“Aku tidak mau!” si Kerbau nampak kesal.

“Kerbau yang baik, tolong bantu aku, tadi aku sedang berjemur disini tiba-tiba batang pohon menimpah ku” si Buaya merayu si Kerbau.

“Kenapa batang pohon itu mau menimpah kau buaya?” si Kerbau bertanya dengan pertanyaan bodoh.

“IHH DASAR KERBAU BODOH!” bisik dalam hati si Buaya.

“Mungkin aku tidak boleh berjemur di sini oleh pohon di pinggir sungai ini” si Buaya mencoba membodohi si Kerbau.

 “DASAAR POHON SERAAKAAH !” si Kerbau berteriak dengan bodoh.

 “Yasudah cepat kau bantu aku, angkat kayu yang menimpah ku” si Buaya  nampak begitu menahan sakit.

 “HMMMM…. Tapi nanti kalau aku membantu mu, apa kau akan memakan ku?” si Kerbau dengan lugu bertanya.

“TIDAAAK AKAN! ADUUH… CEPAT BANTU AKU…. AKU MERASA SAKITT!” si Buaya 
sudah tak tahan lagi.

 Akhirnya si Kerbau tak tega dengan keadaan si Buaya. Si kerbau pun mulai membantu si Buaya.


 Akhirnya kayu besar yang menimpah si Buaya mulai diangkat si Kerbau dengan tanduknya.

“SATUUU….! DUA….! TIGAA….! AHHH…” hitungan si Kerbau.

“Akhirnya kayu ini terangkat juga” dengan perasaan lelah dan senang akhirnya si Kerbau menaruh kayu besar itu di samping si Buaya.

“Terima kasih Kerbau, kalau tidak ada kau aku mungkin bisa terbujur kaku” si Buaya nampak senang. 

“Iya sama-sama Buaya, aku hendak pergi dulu ya” si Kerbau pamit pergi .

“Tunggu dulu Kerbau, aku ingin mencium kaki mu sebagai ucapan terima kasih” tiba-tiba Buaya menghalangi si Kerbau yang hendak pergi.

“Baiklah, kalau mau kau begitu Buaya” si Kerbau pun menyodorkan kakinya ke si Buaya. 

“HAAAAT….! Bodoh sekali kau Kerbau, aku akan memakan daging mu yang lezat ini” Tiba-tiba si Buaya menggigit kaki si Kerbau.

“TOLOOOOONG LEPASKAN AKU BUAYA!... UUUH..UUU..UUUHH” si Kerbau meminta si Buaya melepaskan cengkraman mulutnya di kaki Kerbau.

 Kerbau nampak ketakutan dan si Buaya nampak begitu ingin makan.


Matahari semakin panas, di pinggir sungai yang jernih terlihat si Kancil sedang berjalan. 

“Uhhh… sejuk sekali disini” si Kancil meminum air sungai yang jernih.

“AHHHHH…. Segaar” seusai si Kancil menenggak minum.
Tiba-tiba saja si Kancil melihat sesuatu di pinggir sungai dari kejauhan.

“Bukankah itu si Kerbau ? sedang apa dia? Lebih baik aku kesana!” si Kancil binggung setelah melihat si Kerbau yang nampak aneh di pinggir sungai.

Kancil bergegas kearah si Kerbau.


Si Buaya enggan melepaskan kaki si Kerbau.

“Jangan seret aku ke dalam sungai Buaya! Tolong lepaskan aku! Huu..uu..uuh” si Kerbau merengek ketakutan karena dia akan menjadi santapan si Buaya.

“AYOO ! PASRAAH SAJA KAU KERBAU BODOH ! INILAH HUKUM RIMBA !” si Buaya menyeret si Kerbau untuk turun ke dalam sungai.

“TUNGGGGGUUUUU !” tiba-tiba ada teriakan yang mengarah ke Kerbau dan Buaya.

“Hei Buaya ,mau kau apakan si Kerbau ?” ternyata suara itu tak lain adalah suara si Kancil.

“Ini bukan urusan mu ! Aku hendak memakan si Kerbau” Si Buaya berteriak.

Si Kancil bingung, si Kancil kasihan sama si Kerbau tetapi dia juga kasihan kepada si Buaya karena terlihat lapar.

“Cill ! tolong aku ! tadi Buaya berjanji tak memakan ku tapi dia telah ingkar cil” si Kerbau meminta bantuan Kancil.

“Memang bagaimana ceritanya?” si Kancil meminta di jelaskan.

“Tadi aku melihat Buaya tertimpah dahan kayu besar, dia lalu meminta bantuan ku, tapi dia berjanji tak akan memakan ku, tapi setelah ku bantu dia malah ingin memakan ku” si Kerbau menjelaskan itu pada si Kancil.

“Benar begitu Buaya?” si Kancil minta penjelasan dari si Buaya.

“Iya benar Cil ! Tapi ini kan memang hukum alam Cil, aku kan pemakan daging” si Buaya ikut menjelaskan. 

“Yasudah coba kita ulang lagi kejadian tadi agar aku lebih mengerti” si Kancil mencoba di jelaskan dengan kejadian ulang.

“Baik Cil, aku akan peragakan ulang kejadian” si Buaya melepaskan kaki si Kerbau dari cengkraman. 

“Begini Cil kejadiannya, cepat kau taruh kayu besar itu di punggung ku Kerbau!” si Buaya menjelaskan kejadian ulang.

“BRRRRUUUUKK…” kayu besar pun menimpah si Buaya untuk kedua kalinya.
               

Setelah dengan posisi kayu menimpah punggung si Buaya , si Buaya dan si Kerbau pun menceritakan kejadian kronologisnya.

“Benar begini Kerbau?” Tanya Kancil kepada Kerbau.

“Benar Cil” jawab Kerbau.

“Yasudah, ayo kita tinggalkan saja si Buaya disini” si Kancil mengajak si Kerbau untuk meninggalkan si Buaya.

“HEIII ! JANGAN KURANG AJAR KALIAN ! CEPAT BANTU AKU !” si Buaya nampak kesal karena ulah si Kancil.

“Hei Buaya! , kalau kau hendak mencari makan, kau harus usaha dulu, jangan hanya bisa membohongi” si Kancil berkata dengan tenang.

“Tadi aku juga sudah berusaha Cil!” si Buaya membela diri.

“Tapi kau tidak tau rasa terima kasih karena Kerbau telah membantu mu!” si Kancil dan si Kerbau pun berjalan menjauh dari Buaya.

“TUNGGGGGGGUUUUU ! AKU MINTAAAA MAAAF ! TOLONG LEPASSSKAN AKUUU!” si Buaya berteriak kepada si Kancil dan si Kerbau yang hendak meninggalkannya.

Karena si Kancil dan si Kerbau tak tega terhadap si Buaya, akhirnya mereka pun kembali untuk menolong si Buaya.

“Tapi kau harus berjanji dulu Buaya, kau tidak boleh licik lagi” si Kancil menyuruh si Buaya untuk tidak licik lagi.

“Baiik, aku berjanji” si Buaya pun berjanji.

Si Kerbau memindahkan batang dahan yang besar dari punggung si Buaya.

“Maafkan aku Kerbau, aku tak tau rasa terima kasih” si Buaya merengek meminta maaf.

“Ya ,sudah aku maafkan” si Kerbau tersenyum.

“Terima kasih untuk kalian berdua yang telah membantu ku” si Buaya mengucapkan terima kasih. 

“Iya sama-sama Buaya, kau harus selalu ingat janji mu, karena Tuhan selalu benci pada orang yang ingkar janji” si Kancil mengingatkan si Buaya.

“Baik cil, untuk kalian kalau mengambil minum di air sungai ini kalian pasti aman, itu balasan untuk kalian.”si Buaya membalas jasa  si Kancil dan si Kerbau.

“Yasudah, kami hendak meninggal kan kau Buaya” si Kancil pamit.

 “Yasudah, hati-hati ya” si Buaya pun menyebur ke sungai yang jernih.

Untuk itu kita jangan menjadi licik dan ingkar janji, karena tuhan maha tau dan membenci orang licik dan ingkar. Jangan lah kita menjadi bodoh seperti kerbau yang mau saja memberikan kakinya pada si Buaya. Itulah makna yang terkandung dari cerita di atas.



~TAMAT~

PEMERAN DALAM CERITA : 
-SI BUAYA
-SI KERBAU
-SI KANCIL
    

Tidak ada komentar:

Posting Komentar