KOKOK PAK AYAM DAN KICAU SI MURAI SOMBONG
Pada suatu hari yang cerah,
Matahari yang baru terbit di tengah hutan kaki bukit yang begitu indah.
Hiduplah Ayam jantan yang gagah walaupun usianya nampak sudah tua.
“KUKURUYUUUUUUK….KUKURUYUUUUUUK…”
Pak Ayam melantangkan suaranya yang keras sampai terdengar keseluruh isi hutan.
“Selamat pagi pak Ayam” Si kancil yang kebetulan melintas menyapa pak Ayam.
“Pagi Kancil, hendak mau kemana kau hari ini?” .
“Aku hendak berjalan-jalan saja pak Ayam, sekaligus menikmati pagi yang cerah ini” .
Perbincangan Kancil dan pak Ayam pun berlangsung singkat si Kancil akhirnya pergi meninggalkan pak Ayam.
Pagi yang cerah di antara deretan
pepohonan yang rindang. Tampak burung Murai terbang dari dahan ke dahan dan tak
lupa dia berkicau. Tiba-tiba burung Murai menghentikan kicaunya yang indah itu.
“Pasti ini ulah Ayam tua itu! Uh Kokoknya
mengganggu kicau ku sajai!” Jengkel Murai yang tadi mendengar kokok dari pak Ayam.
“Aku akan protes pada Ayam tua
itu, agar menghentikan kokoknya yang serak itu!” Murai pun mengepakan sayapnya
dan terbang jauh untuk mencari pak Ayam.
Hutan yang rindang yang sedang
dinikmati si Kacil.
,“Lalalala….~ Pagi ini cerah sekali ~ OH IYA AKU SAMPAAI LUPA!, aku
kan mau memberikan pak Kera apel yang aku panen kemarin” Si Kancil yang riang
pun memutar arahnya kembali, karena merasa ada yang terlupa untuk di bawa.
Kancil berlari menelusuri tempat yang ia
lewati tadi.
“Hei Kancil ! Apa kau melihat pak
Ayam?” Tiba-tiba seekor burung menyegat si Kancil.
“Oh ternyata engkau Murai, iya
aku tadi bertemu pak Ayam, memang ada apa?” Jawab Kancil yang tadi sempat
kaget.
“Aku ada urusan dengan pak Ayam
,Cil. Bisa kau antarkan aku?”.
“Oh tentu bisa, kebetulan tujuan
kita searah”.
“Ayo Cil !”.
Kancil dan Murai pun berjalan bersama dengan
terburu-buru.
Setelah
tak berapa jauh si Kancil dan si Murai sampai ke tempat pak Ayam.
“PAK AYAAAM… PAK AYAAM!” Kancil
berteriak memanggil pak Ayam.
“Ada apa Cil?” pak Ayam pun keluar dari
semak-semak.
“Ada yang datang mencari mu”.
“Siapa cil?”.
”Pak Ayam akulah yang mencari mu”
tiba-tiba Tanya jawab antara Kancil dan Pak Ayam di potong oleh Murai.
“Oh rupanya engkau yang mencari
ku, Hendak apa kau mencari ku Murai?”.
Kancil yang terburu-buru memotong pembicaraan
antara Pak Ayam dan Murai .
“Pak Ayam, Murai, aku izin pergi
ya, aku ada urusan sedikit”.
“Oh silahkan Cil, terima kasih telah mengantar
ku” jawab Murai.
“Yasudah, hati-hati Cil” jawab Pak Ayam.
Kancil pun bergegas meninggalkan Pak Ayam dan Murai.
Sementara
Kancil terlihat menjauh, Pak Ayam dan Murai pun melanjutkan pembicaraan.
“Ada apa Murai, kau mencari ku?”
Tanya pak Ayam .
“Hei pak Ayam, suara kokok mu telah mengganggu
ku!” Jawab Murai yang jengkel.
“Maafkan aku Murai kalau suara
kokok ku mengganggu mu” Pak Ayam menunduk meminta maaf.
“Lebih bagus suara
kicau ku dibanding suara kokok mu itu pak Ayam !” Murai menyombongkan diri.
“Iya, sekali lagi maafkan aku Murai, memang benar suara kicau mu lebih bagus di
banding suara kokok ku yang telah termakan usia ini” Pak Ayam nampak mengalah.
“Baguslah ! kalau kau telah sadar diri, lebih
baik kau istirahat saja Pak Ayam jangan kau berkokok lagi!” .
“Baiklah Murai jika itu jalan
yang terbaik, aku akan berhenti berkokok lagi” Pak Ayam nampak semakin sedih
karena baru kali ini kokoknya dianggap mengganggu makhluk lain.
“Yasudah Pak Ayam, aku pergi, Tapi awas kalau
suara kokok mu masih terdengar lagi! Mungkin bukan aku saja yang protes pada mu
tapi seluruh penduduk hutan ini!” Murai terdengar mengancam dan bergegas
meninggalkan pak Ayam seorang diri.
Pak
Ayam nampak murung setelah dapat protes dari si Murai.
“Aku tak menyangka bahwa kokok ku
telah mengganggu makhluk lain di hutan ini” Bisik dalam hati pak Ayam yang
sendari tadi gelisah dan sedih.
“Hei pak Ayam !, apa yang kau lakukan?”
tiba-tiba terdengar suara memanggil.
“Oh rupannya kau Kancil, apa sudah kau
selesaikan urusan mu?”.
“Urusan ku sih sebenarnya belum selesai, kau
kenapa nampak begitu sedih pak Ayam?” Kancil yang penasaran bertanya.
“hhmmmm… tidak apa-apa Cil, aku
hanya sedang merenung saja” Pak Ayam nampak menutupi kesedihan.
“Oh yasudah Pak Ayam, aku ada sedikit apel
untuk mu, siapa tau bisa meredakan kesedihan mu pak Ayam” Ledek Kancil mencoba
menghibur hati pak Ayam.
“Terima kasih banyak Cil” Pak Ayam nampak
tersenyum.
“Yasudah pak Ayam aku pergi dulu, aku hendak
mau memberikan beberapa apel kepada pak Kera”.
“Yasudah Cil, engkau memang baik
Cil, hati-hati di jalan Cil”.
“Iya sama-sama pak Ayam”. Kancil pun bergegas
menuju kerumah pak Kera karena hari sudah mulai panas.
Angin
meniup kencang, baskara tergantikan candra, pagi pun terulang lagi. Hutan yang
luas dibawah kaki bukit penuh dengan keindahan.
“Aduuuuuuh……! Aku kesiangan! Tumben sekali Pak Ayam tak membangunkan ku dengan kokoknya” Kancil yang bangun kesiangan bergegas menuju sungai untuk mandi.
“BYUUUUURRRR……..” Sungai yang jernih memecahkan air ke badan si Kancil.
“Aku harus menemui pak Ayam ! aku takut dia kenapa-kenapa!” Si Kancil merenung khawatir karena baru tumben kali ini pak Ayam tak berkokok. Akhirnya Kancil pun bergegas menuju tempat pak Ayam berada.
Pagi
yang akan menjelang siang hari menyelimuti belantara indah.
“BRUUUUUKKKKK…!” Tiba-tiba terdengar suara benda jatuh dari sebuah pohon yang berada di tengah hutan.
“ADDDUUUUHH….! SAKIIIIIIIT……!” Ternyata itu suara burung Murai yang terjatuh saat tertidur.
“ASTAGAAAAAA! JAM BERAPA INI?!” Burung Murai kaget dengan mata melotot kearah langit.
“Aku harus bergegas , untuk menjalankan aktifitas jadwal berkicau ku!”
burung Murai bergegas ke batang pohon yang
berlubang yang terdapat genangan air untuk mandi.
Burung Murai asik mencuci bulu-bulu indahnya tetapi dia terlihat terburu-buru mungkin karena dia bangun kesiangan.
Burung Murai asik mencuci bulu-bulu indahnya tetapi dia terlihat terburu-buru mungkin karena dia bangun kesiangan.
“Tumbeen sekali aku kesiangan, apa mungkin aku kelelahan kemarin?” burung Murai bertanya pada diri sendiri.
“Ah yasudahlah aku bergegas saja mencari makan dan berkicau!” Akhirnya burung Murai terbang meninggalkan tempat dia mandi.
Si
Kancil nampak sudah terlihat segar karena sudah mandi.
“Aku harus menemui pak ayam !” Kancil berkata dalam hati sambil melangkahkan kakinya dengan cepat.
“Hei Kancil !” ada suara yang memanggil.
“Oh rupanya engkau Kelinci, ada apa?” jawab Kancil yang mengetahui ada si Kelinci .
“Apa kau melihat pak Ayam Cil?” .
“WAH! Aku juga hendak mencari pak Ayam , memang ada urusan apa kau?”.
“Begini Cil aku tadi bangun kesiangan karena pak Ayam tak berkokok, jadinya aku lupa menyiram wortel-wortel ku tadi pagi, makanya aku mau protes sama pak Ayam , Cil”.
“Oh begitu , aku juga kesiangan, ayo kita cari pak Ayam.”
Dahan
yang bergoyang karena lompatan burung Murai yang sedang berkicau.
“Wah ada apa nih? Kenapa penduduk hutan berbondong –bondong berjalan bersama” Murai yang sedang melompati dahan-dahan terkejut melihat penduduk hutan .
“HEI SEMUA! Kalian hendak kemana beramai-ramai begini?” Tanya Murai bertanya pada penduduk hutan.
“Kami hendak mencari pak Ayam ! Karena pak Ayam tak berkokok kami jadi kesiangan!”.
“Oh begitu, yasudah lanjutkan perjalanan sana!” Murai pun bergegas pergi.
“Jika benar aku kesiangan karena pak Ayam tak berkokok, berarti ini semua salah ku” Murai nampak cemas dan bersalah karena ulahnya banyak yang dirugikan termasuk diri Murai sendiri.
Matahari
hampir duduk di atas kepala.
“Kancilllll ! Tungguuuu!”
Tiba-tiba si Murai berteriak setelah melihat Kancil sedang berjalan bersama
Kelinci.
“Pagi Murai, Ada apa Murai ? pagi
begini kau telah menghentikan langkah ku” .
“Be..beee..beginii Cil, Ini gawwaaat ! aku mau
minta bantuan mu Cil?” Murai yang tampak tegang meminta bantuan Kancil.
“Bantuan untuk apa Murai?” .
“Aku mau ngomong empat mata Cil sama kamu”.
“Yasudah, maaf Kelinci sebaiknya
aku membantu Murai dulu, jadi kau bisa lanjutkan perjalanan sendiri” Kancil
memberi saran agar Kelinci melanjutkan perjalanan.
“Okey Cil, tidak apa-apa kok, aku tinggal ya
Cil,Rai” Jawab Kelinci yang segera
meninggalkan Murai dan Kancil.
Si
Kancil dan si Murai melanjutkan perbincangan mereka.
“Sebenarnya ada masalah apa kau
Murai?” Kancil penasaran dengan masalah Murai.
“hmmm… begini Cil apa kau tadi bangun
kesiangan?”.
“Iya benar! Bagaimana kau bisa tau, Murai?”.
“Apa karena pak Ayam tak berkokok tadi pagi?”
Murai mulai menunduk karena merasa bersalah.
"Iya benar sekali, aku dan
Kelinci tadi juga hendak mencari pak Ayam , kami hendak menanyakan ada apa
dengan pak Ayam?” .
”CIIIIIILLL…. MAAFKAN AKUUU!
Semua ini gara-gara aku Cil, menyuruh pak Ayam untuk berhenti berkokok Cil”
Murai mulai menangis karena bersalahnya.
“Kenapa kau begitu tega Murai?”.
“Maafkan aku Cil, aku pikir kokok
pak Ayam itu mengganggu, tapi aku sungguh menyesalinya Cil, sungguuuh!” Murai
nampak semakin sedih.
“Yasudah kau jangan sedih, sedih tak akan
menyelesaikan masalah, ayo kita cari pak Ayam dan meminta maaf pada pak Ayam”
Kancil memberikan semangat pada Murai.
“Ayo, Cil kita harus menemukan pak Ayam!”.
Murai dan Kancil pun bergegas mencari pak Ayam.
Siang
hari telah menjelang di hutan yang indah itu, Tampak si Kancil dan si Murai
kelelahan, karena baskara semakin panas.
“Cil ! ITU DIA PAK AYAM !” Teriak
Murai memanggil Kancil.
“Wah benar ! PAAAK AYAAAM!” Teriak Kancil yang
berlari bersama Murai menghampiri pak Ayam. “Hei kalian, hendak mau kemana
kalian berdua?” tegur pak Ayam pada Kancil dan Murai.
“PAAAK AYAAAM AKU MEMIIIINTA MAAAAF…! Aku
menyesal atas perbuatan ku kemarin” Murai menangis sambil memeluk pak Ayam.
“Iya pak Ayam, kami dating kesini
hendak meminta maaf, dan meminta agar kau berkokok lagi setiap pagi” Kancil
mencoba menjelaskan.
“Murai, Kau tak usah minta maaf ,
memang aku yang salah kokok ku memang tak indah” pak Ayam menunduk.
“Aku yang salah pak Ayam, aku
sungguh menyesal, kokok mu membantu ku bangun pagi” Murai pun menunduk.
“Iya benar, pak Ayam, walau kokok
mu sudah tak indah, tapi lantangnya kokok mu menandatakan pagi telah dating
bagi para penduduk hutan” Kancil menengahi Murai dan Pak Ayam.
Tak beberapa lama mereka saling berbicara,
penduduk hutan telah ramai berkumpul di dekat Kancil, Murai, dan pak Ayam.
“PAK AYAAAAM ! KENAPA KAU TAK BERKOKOK TADI
PAGI? KAMI SEMUA MENJADI KESIANGAN HARI INI, ADA APA DENGAN KAU PAK AYAM?”
ramai-ramai penduduk hutan berteriak kencang.
“Sabar-sabar, Ini bukan salah pak
Ayam, tapi ini salah kita yang tak pernah berterima kasih pada pak Ayam yang
selalu berkokok membangunkan kita!” Kancil membalas teriakan penduduk hutan.
Seketika suasana pun hening.
“Baiklah semua aku akan terus berkokok setiap
pagi, terima kasih semua telah mengingatkan ku betapa berartinya kokok ku ini”
Jawab pak Ayam yang di iringi para kegembiraan penduduk hutan.
“Semua ini salah
ku, maafkan aku, yang telah sombong” Murai masih nampak murung.
“Tidak! Ini bukan salah mu, berkat Murai aku
jadi bersemangat untuk berkokok lagi” pak Ayam menghibur Murai.
“Taa..ppiii, aku kan yang telah membuat mu
berhenti berkokok” Murai masih merasa bersalah.
“Iya, tapi kalau kau tidak menyuruh ku
berhenti berkokok, aku tak akan pernah tau seberapa berartinya kokok ku ini” .
Akhirnya pak Ayam dan Murai berpelukan.
Pagi
yang indah pun terjadi lagi, Angin menggoyangkan dahan-dahan di bawah kaki
bukit, kegiatan penduduk hutan pun normal kembali, Nah inilah pelajaran buat
kita semua, bahwa taka da yang tak berarti di dunia ini meski pun itu tidak
indah.
-Sekian-
PEMERAN CERITA :
- PAK AYAM
- SI MURAI
- SI KANCIL
- SI KELINCI
- PENDUDUK HUTAN
agen sabung ayam bangkok live terbesar!
BalasHapusTaruhan Sabung Ayam S128 - SV388 - CFT2288 (KUNGFU)
Bonus New Member 10% / Cashback 5% - 10%
Yuk Gabung Bersama Bolavita Raih Kemenangan Anda Sekarang Juga 100% Tanpa Bot
Untuk Info, Bisa Hubungi Customer Service Kami ( SIAP MELAYANI 24 JAM ) :
WA: +628122222995
CASINO IN SEHLE PALACE AND MALTA POKER - Air Jordan 5
BalasHapusCASINO IN air jordan 18 retro men blue from my site SEHLE PALACE air jordan 18 retro yellow suede online AND air jordan 18 retro good website MALTA air jordan 18 stockx super POKER - AIRJORDAN air jordan 18 retro yellow suede good website 5