SI KELINCI DAN SI KURA-KURA
“AHHHH…. Segar sekali udara pagi ini” Si Kura-kura tersenyum menelusuri pinggir sungai yang sejuk.
Karena begitu indah dan permai alam ciptaan kuasa, Si Kura-kura makin asik saja menikmati alam yang segar di pagi ini.
Tak beberapa jauh dari pinggir sungai nampak si Kelinci sedang berlari dan melompat-lompat cepat.
“Ah.., bagaimana kalau aku berlari saja menelusuri sungai, mumpung aku bersemangat” Bisik dalam hati si Kelinci.
Si Kelinci pun bergerak cepat kearah sungai yang jernih di tengah rimba yang indah.
“WESSSSSSSSSSSSSSSSSSSSHHHHHHH” Hempasan angin saat si Kelinci berlari di pinggiran sungai.
“OHH TIDAAAK !!! MINGGIR KAU KURA-KURA!!!” Tiba-tiba si Kelinci kaget melihat si Kura-kura sedang berjalan menghalangi lari si Kelinci.
Si Kura-kura bergegas masuk tempurung takut si Kelinci yang cepat menabraknya.
“CYIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIT” Si Kelinci mengerem langkah kakinya.
“HUUUUUUU….Kau nyaris saja menabrak ku Kelinci” Perasaan lega keluar dari si Kura-kura.
“DASAAR KAU KURA-KURA LAMBAT ! MENGHALANGI AKU SAJA KAU !” Bentak si Kelinci kepada si Kura-kura.
“Maafkan aku Kelinci, aku sungguh tak tau kau akan berlari ke arah ku” Si Kura-kura meminta maaf kepada si Kelinci.
“SUDAH LAMBAT !! MATA MU PUN TAK BISA MELIHAT !” Bentak si Kelinci lagi.
“Hei Kelinci aku kan sudah minta maaf pada mu, memang apa sih mau mu?” si Kura-kura bertanya.
“hmmmmm…… bagaimana kalau aku membuat Kura-kura malu saja dengan ku ajak dia bertanding lari dengan ku” Bisik di hati si Kelinci mulai menyusun rencana.
“HEI KURA-KURA ! BAGAIMANA KALAU KITA BERTANDING LARI SAJA ! DI HADAPAN PENDUDUK RIMBA!” Si Kelinci menantang dengan penuh percaya diri.
“Taaa…pppi… bukankah itu tak adil untuk ku?” Si Kura-kura sadar diri tak mungkin mengalahkan lari si Kelinci.
“OOOH JADI KAU TAKUT DENGAN KU ?!” Si Kelinci semakin menantang.
“Baiklah akan ku turuti tantangan mu, tapi aku mau harus ada seorang juri dalam pertandingan ini” Akhirnya si Kura-kura pun menyetujui tantangan si Kelinci.
“Baik ! ayo kita cari jurinya !” Si Kelinci mengajak si Kura-kura untuk melangkah.
Si Kelinci dan si Kura-kura pun melangkah menelusuri rimba, mencari juri untuk pertandingan mereka.
Tak beberapa jauh dari pinggir sungai yang jernih, nampak si Kancil sedang bersantai di bawah pohon yang besar dan rindang.
“HMMMMMMMM……~” Si Kancil menikmati ke sejukan sampai terkantuk.
Tak beberapa lama waktu di dekat si Kancil munculah si Kelinci dan si Kura-kura.
“WAH ! lihat itu , bukankah itu si Kancil ?” Si Kelinci menunjuk kea rah pohon besar yang rindang.
“Iya benar, itu si Kancil” Si Kura-kura yang sedang menegaskan pandangannya pun melihat si Kancil.
“AYO ! kita suruh saja dia jadi juri pertandingan kita” Si Kelinci bersemangat mengajak si Kura-kura.
Akhirnya si Kura-kura dan si Kelinci menghampiri si Kancil yang sedang tertidur di bawah pohon yang rindang.
“Permisi, hei Kancil, bangunlah cil !” Si kelinci membangunkan si Kancil.
“EEEH… IYA, oh rupanya kalian, ada apa membangunkan ku?” Si Kancil akhirnya bangun.
“Begini Cil, Apa kau mau jadi juri pertandingan kami?” Tanya si Kelinci.
“Boleh saja, memangnya pertandingan apa?” Si Kancil yang masih kebingungan oleh maksud kedatangan si Kelinci dan si Kura-kura.
“Aku dan si Kura-kura akan bertanding lari besok pagi” Si Kelinci menjelaskan yang di maksud.
“AH..! Bukankah itu tak adil ?!” Si Kancil kaget karena tau bahwa si Kura-kura tak mungkin menandingi kecepatan si Kelinci.
“Tidak apa-apa Cil, bukankah kalah dan menang itu sama baiknya?” Si Kura-kura akhirnya angkat bicara.
“Iya, Yasudah dimana besok kalian akan bertanding?” Si Kancil pun menyetujui permintaan si Kelinci dan si Kura-kura.
“Di mulai dari sini saja Cil ! nanti kami akan mengitari bukit dan pemenangnya adalah siapa yang pertama kali sampai disini” Si Kelinci menjelaskan peraturan pertandingan besok.
“Aku setuju !!!” Si Kura-kura pun setuju.
“Yasudah, kalau begitu besok sebelum matahari terbit sudah di sini!” Si Kancil pun jadi semangat.
“Okeh Cil, oh iya jangan lupa beritahukan kepada seluruh penduduk yan Cil !” Si Kelinci dengan percaya diri menyuruh penduduk menonton pertandingan lari antara si Kura-kura dan si Kelinci.
“Baiklah, aku akan segera memberitahukan semuanya” Si Kancil pun bergegas bangun.
Mereka pun pergi dan semakin tak sabar untuk pertandingan besok pagi.
Perlahan-lahan sang candra pun menghilang hampir tergantikan baskara, kicau burung merdu menyambut pagi di rimba kaki bukit yang indah permai. Si Kelinci dan Si Kura-kura bergegas segera untuk pertandingan lari. Setelah sampai di tempat pertandingan sudah terlihat ramai penduduk hutan.
“Rasakan Kura-kura, kau akan di permalukan oleh kekalahan ku” Bisik dalam hati si Kelinci.
“Baik apakah kalian sudah siap memulai pertandingan ini?” Si Kancil bertanya kepada si Kelinci dan si Kura-kura.
“SIAAAAAP !” Si Kelinci bersemangat.
“SIAAP CIL!” Si Kura-kura pun bersemangat.
Si Kelinci dan si Kura-kura pun dalam posisi sejajar di garis start atau mulai.
“SATU….. !!! DUA……!!! TIGA………!!!” Penduduk serentak memberikan aba-aba mulainya pertandingan.
Si Kura-kura mulai melangkah, tetapi si Kelinci malah asik saja mengunyah wortel. Ketika si Kura-kura sudah terlihat menjauh, Si Kelinci lalu menghampiri si Kura-kura. Si Kelinci menyombongkan diri mengimbangi langkah si Kura-kura dengan berjalan.
“HEI KURA-KURA ! KAU ITU TAK MUNGKIN MENANG!” Si Kelinci menyombongkan diri.
Si Kura-kura tak menghiraukan si Kelinci .
Si Kura-kura nampak begitu semangat meskipun dia sadar bahwa tak akan mampu menandingi kecepatan si Kelinci.
Sudah hampir setengah hari pertandingan berlangsung, tak beberapa jauh lagi garis finish atau garis akhir sudah tercapai. Si Kelinci masih saja mengimbangi langkah si Kura-kura. Sementara awan hitam datang memayungi sekitar bukit, Gemuruh pun terdengar.
“Wah mereka sudah mulai terlihat, tapi nampaknya akan turun hujan” Si Kancil berkata kepada penduduk rimba.
Penduduk rimba pun sibuk membuat teteduhan di dekat garis finish. Tiba-tiba saja hujan turun begitu deras. Suara gemuruh kian bersahutan, para penonton pertandingan pun berteduh.
“Wah sial hujan turun, aku harus lekas ke garis finish untuk berteduh kalau tidak aku bisa basah kuyup” Si Kelinci pun berlari menelusuri kabut yang gelap.
Sementara si Kura-kura berteduh di dalam tempurungnya, Si Kura-kura nampak tenang dan santai menunggu hujan reda untuk melanjutkan pertandingan, walaupun entah si Kelinci sudah sampai garis finish atau belum.
Tak ada setengah jam hujan pun reda, si Kura-kura pun melanjutkan pertandingan.
“Aku harus kuat !” Si Kura-kura dengan semangat melangkah.
Garis finish pun sudah semakin terlihat.
“AYOOO !!! KURA-KURA AYOOOOO!!!” Penduduk rimba bersorak memberikan semangat kepada si Kura-kura.
Akhirnya si Kura-kura sampai di garis finish.
“HOREEEEEE ! KURA-KURA SANG JUARA!” Si Kancil dan penduduk berteriak kencang.
telah mendahuluinya.
“TUNGGGGGGGUUUUUUU!!!!!!” Tiba-tiba saja si Kelinci datang di tengah kegembiraan kemenangan si Kura-kura.
“Lah dari mana saja kau Kelinci, baru sampai garis finish?” Tanya si Kancil kepada si Kelinci yang baru datang.
“Ini tak adil ! saat hujan tadi si Kura-kura besembunyi di tempurungnya, sedangkan aku berlari basah kuyup, tak melihat garis finish karena kabut” Si Kelinci merasa tercurangi.
“Bukankah ini adil, kecepatan lari mu dengan Kura-kura, kau kan lebih cepat Kelinci” Si Kancil mencoba menengahi.
“Iya justru itu, akulah pemenangnya !” Si Kelinci menyombongkan diri.
“WOOOOOOOHH…….WOOOOOOOOOHHH… DASAR KELINCCCCII TAK MENERIMA KEKALAHAN” Penduduk bersorak memprotes ulah si Kelinci.
“Sudahhhhhh….!!! Biarkanlah si Kelinci jadi juaranya, aku tidak menginginkan menjadi juara” Si Kura-kura menengahi sambil mengelus pundak si Kelinci yang nampak malu.
“Maafkan aku Kura-kura, aku telah sombong ingin mempermalukan mu” Si Kelinci pun menangis memeluk si Kura-kura.
“Yasudah, sudah aku maafkan” Si Kura-kura tersenyum.
“Semuanya inilah pelajaran buat kita semua, bahwa setiap makhluk punya kelebihan dan kekurangan sendiri untuk itulah kita tak boleh sombong” Si Kancil yang terharu dengan bijak berkata.
Hari pun berganti, si Kura-kura dan si Kelinci pun hidup saling mengerti kelebihan dan kekurangan satu sama lain, Mereka pun hidup rukun dan bahagia bersama tanpa saling menyombongkan diri.
~SEKIAN~
PEMERAN CERITA :
-SI KELINCI
-SI KURA-KURA
-SI KANCIL
-PENDUDUK HUTAN
Tidak ada komentar:
Posting Komentar